Mengenai Saya

Foto saya
bayu adalah seorang yang sangat menyukai suatu tantangan tertentu, tapi terkadang malas, wlopun begitu saat bayu punya suatu tekad, dia akan menjalankannya dg 100% dan dg semangad membara......

Sabtu, 26 Desember 2009

Leukemia

DaRah terdiri dari cairan jernih (plasma) dan 3-jenis sel: sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), platelet.
Semua sel darah berasal dari sel yang sama yang dikenal sebagai sel-sel batang. Sebelumnya, sel-sel ini berkembang menjadi sel myeloid/ sel limfoid.
 Sel-sel myeloid semua eritosit, leukosit, platelet yag dikenal sebagai granulosit & monosit.
 Sel-sel limfoid termasuk semua leukosit yang lain dikenla sebagai limfosit.
Leukemia
Leukemia merupakan kanker sel-sel yang membentuk darah. Leukemia menyebabkan jumlah-jumlah sel darah putih yang belum matang dihasilkan.
Sel-sel abnormal ini biasa disebut blas leukemia (disebut demikian karena banyaknya terdapat sel-sel darah putih yang masih muda) yang tidak bisa menjalankan fungsi-fungsi normal sel-sel darah putih. Mereka berada di dalam sumsum tulang dan kemudian menuju ke dalam darah dan mungkin menuju ke dalam organ-organ seperti hati, limpa, paru-paru.Terkadang, sel-sel ini juga mungkin merebak masuk ke dalam cairan di sekitar otak dan saraf pusat.
Karena terlalu banyaknya leukosit yang terkumpul didalam sumsum tulang, sehingga sumsum tulang tidak dapat menghasilkan RBC, WBC, dan platelet yang mencukupi.
Gejala-gejala Leukemia akut
Gejala-gejala leukemia akut selalu dapat dilihat dengan mudah karena leukimia tipe ini berkembang dengan cepat. Trias Leukimia akut: anemia, leukositosis, trombositopenia.
• Rasa lemah, letih dan kelihatan pucat sebagai efek dari RBC ↓ (anemia)
• Perdarahan yang agak lama, contohnya hidung berdarah dengan banyak, atau mudah lebam yang mungkin efek dari kekurangan platelet.
• Mudah mendapat suatu penyakit dan mempunyai suhu badan yang tinggi, sebagai efek dari sel-sel darah putih yang tidak berfungsi secara normal.
• Adanya rasa sakit di tulang dan sendi.
Gejala-gejala leukemia kronik
Gejala dari leukimia kronis berlangsung dalam beberapa bulan atau tahun. Gejala ini sama dengan gejala pada leukimia akut, tapi juga adanya limfonodi, hepatosplenomegaly, dan anemia.
Kebanyakan orang yang mengidap leukimia kronis tidak sadar bahwa mereka menderita penyakit ini, karena sifatnya tidak langsung berat seperti leukimia akut. Trias Leukimia kronis: anemia, leukositosis, trombositosis.

 LLA 

o Biasanya pada anak-anak <15 thn, dengan puncak insiden 3-4 thn
o Etiologi: aberasi genetik (sindrom down), iradiasi, virus.
o Manifestasi LLA berupa proliferasi limfoblas abnormal dalam sumsum tulang dan tempat-tempat ekstramedular (diluar sumsum tulang seperti, kelenjar getah bening & lien)
o AL umumnya ↑ dengan limfositosis.
Adanya limfosit yang belum matang. Limfosit normal bertanggung jawab atas suatu penyakit, sehingga apabila ada bakteri atau virus yang menyerang, maka limfosit akan menghasilkan Ab atau sel-sel pembunuh. Apabila terkena leukemia limfoid akut, limfosit tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan akan mudah terkena penyakit. Dengan adanya penyakit, menyebabkan banyak limfosit yang abnormal yang dihasilkan dan menghimpit RBC dan platelet yang normal.
o AT, neutrofil, RBC ↓
o Sumsum tulang biasanya hiperselular disertai dengan adanya infiltrasi limfoblas, tidak ada badan Auer.
o Karena SSP (system saraf pusat) dapat terlibat, perlu dilakukan Px analisis cairan spinalis.

o Manifestasi klinis menyerupai LGA, dengan tanda & gejala dikaitkan dengan penekanan unsur sumsum tulang normal. Karena itu, manifestasi utama adalah infeksi, perdarahan dan anemia.
o Gejala yang lain: malaise, demam, letargi (sering ngantuk), ekimosis, kehilangan berat badan dan keringat pada malam hari.

o Karena menyerang daerah ekstramedular, maka pasien mengalami limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening) & hepatosplenomegali.

o Nyeri tulang & arthalgia juga ada, lebih sering pada orang dewasa.
o Tx: kombinasi vinkristin, prednisone, L-asparaginase, siklofosfamid & antrasiklin, transplantasi sumsum tulang.

o Karena miningen mengandung sel leukemia, kemoterapi intratekal profilaktik (kedalam ruang sub-araknoid) juga dimasukkan u/ mencegah relap SSP.

o Komplikasi: perdarahan, sepsis, DIC


 LMA 

o Leukemia mieloid akut (LMA) atau LGA adalah penyakit yang bisa berakibat fatal, dimana mielosit (yang dalam keadaan normal berkembang menjadi granulosit) berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di sumsum tulang.
o Leukemia ini bisa menyerang segala usia, tetapi paling sering terjadi pada dewasa.

o Sel-sel leukemik tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan dan menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal.

o Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke organ lainnya, dimana mereka melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri dan mampu membentuk tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat dibawah kulit dan bisa menyebabkan meningitis, anemia, gagal hati, gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya.

o Etiologi: Radiasi pengion tinggi, terpajan kimia, aberasi genetik (sindrom down)
o Tx: Antibiotik:Idarubicin hydrichloride (Idamycin), mitoxantrone hydrochloride (novantrone)
Agen Metabolit: sitarabin (Cytosar-U), 6-Tioguanin
Komplikasi: perdarahan, sepsis, terkenanya SSP (sistem saraf pusat)





 LLK 
o  suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada orang tua (60 tahun), dengan etiologi belum diketahui.

o Gejala klinik:
o Yang paling menonjol limfadenopati superficial yg sifatnya simetris & volumenya bs cukup besar. Kelenjar bersifat tidak melejat kompak & tidak nyeri.
o Anemia sering dijumpai.
o Splenomegali tidak masif.
o Hepatomegali jarang.
o Sering disertai herpes zoster.

o LLK dimanifestasikan o/ proliferasi & akumulasi 30% limfosit matang abnormal kecil dalam sumsum tulang, darah perifer dan tempat-tempat ekstramedular, dengan kadar yang mencapai 100.000/mmk.

o Limfosit abnormal dari 90% penderita LLK adalah Limfosit B. karena Limfosit B berperan pada sintesis Ig, maka pasien LLK akan mengalami insufisiensi sintesis Ig, dan penekanan respon Ab.

o Pada Px darah rutin, ditemukan limfosit absolute, dengan limfadenopati dan splenomegali yanpa rasa sakit. Saat penyakitnya berkembang, terdapat hepatomegali.
o MDT: Limfosit matur kecil ↑ 30.000-300.000 limfositosis, trombositopenia, anemia dengan penyakit progresif (normokromik normositer), sering disertai basket cell/ smudged cell.

o Sumsum tulang dengan limfosit 25-95 % dari sel sumsum tulang.

o Penderita yang hanya menderita limfositosis dan limfadenopati dapat bertahan 10thn/ lebih. Dengan terkenanya organ, lien, maka prognosis buruk.


o Tanda & gejala serupa dengan LMK menggambarkan keadaan hipermetabolik. Pembesaran organ secara masif menyebabkan tekanan mekanik pada lambung sehingga menimbulkan gejala cepat kenyang, rasa tidak enak pada abdomen, dan BAB tidak teratur, hepatosplenomegali, hipersensitifitas yang didapat terhadap gigitan serangga.

o Pneumonia seting terjadi, terutama pneumocitys carinii dan pneumonia pneumokokal. Infeksi virus kulit (herpes zoster) dering terjadi.


o Tx: kortikosteroid, terapi radiasi, fludarabin.
o Prognosis 2-25 tahun.

o Komplikasi: Pansitopenia, anemia hemolitik, ITP


 LMK 
o  suatu gangguan mieloproliferatif karena sumsum tulang hiperseluler dengan proliferasi pada semua garis differensiasi sel.
o Lebih sering pada orang dewasa.
o Etiologi: radiasi ion, terpajan kimia.

o Fase perjalanan penyakit, dibagi menjadi 2, yaitu:
o Fase kronik  berjalan selama 2-5 tahun & responsif thdp kemotrapi
o Fase akselerasi/ transformasi akut:
 Pada fase ini, sifat klinik LMK berubah mirip leukimia akut.
 Proporsi sel muda ↑ & akhirnya masuk kedalam “blast crisis”/ krisis blastik
 2/3 menunjukkan sel blast seri mieloid, 1/3 seri limfoid.

o Gejala klinik, tergantung pada fase yg qt jumpai saat itu:
o Fase kronik:
 Gejala hiperkatabolik: berat badan ↓, lemah, anoreksia, berkeringat malam.
 Splenomegali hampir selalu ada, sering masif.
 Hepatomegali lebih jarang & ringan.
 Gangguan penglihatan, priapismus.

o Fase transformasi akut:
 Fase akselerasi, karena perubahan terjadi perlahan dengan prodromal selama 6 bln. Demam, lelah, nyeri tulang. Respon thdp kemotrapi ↓.
 Perubahan terjadi secara mendadak, tanpa didahului masa prodromal  krisis blastik. Bila tanpa pengobatan yang adekuat, bias meninggal dalam 1-2 bulan.

o Px Lab:
o MDT
 Leukositosis berat 20.000-50.000 pada permulaan, biasanya mencapai 100.000/mmk.
 Apusan darah tepi: menunjukkan spektrum lengkap seri granulosit mulai dari mieloblast sampai neutrofil, dengan komponen paling menonjol segmen neutrofil dan mielosit.sel blast < 5%.
 Anemia awalnya ringan hingga progresif pd fase lanjut, bersifat normokromik normositer.
 Trombosit ↑, lebih sering pd fase awal.
 NAP (neutrophil alkaline phosphatase) selalu rendah.
o Sumsum tulang
 Hiperselluler dg system granulosit dominan.
 Menunjukkan spectrum lengkap seri myeloid (komponen terbanyak neutrofil dan mieloid). Sel blast < 30%. Megakariosit pd fase kronik normal/ ↑.
 Sitogenik: dijumpai adanya Philadelphia (Ph) chromosome.
 Vit B12 serum ↑ dan B12 binding capacity ↑
 Px PCR dapat mendeteksi adanya chimeric protein bcr-abl.
 Kadar asam urat serum ↑.

o LGK mpy awitan yang lambat, sering ditemukan pada Px darah rutin/ skrining darah.
o Jumlah granulosit umumnya 30.000/mmk. Walaupun pematangan terganggu, tp sebagian besar sel tetap menjadi matang dan berfungsi.

o MDT: Leukosit ↑, terutama granulosit matur. Semua stadium perkembangan ada, termasuk blas. Basofilia, eosinofilia, trombositosis awal, trombositopenia, anemia (stadium akhir).

o Pada 85% kasus ini, terdapat kelainan kromosom Philadelphia  yang merupakan suatu translokasi dari lengan panjang kromosom22 ke kromosom 9. kelainan kromosom ini mempengaruhi sel induk hemapoietik.

o Sumsum tulang hiperselular (<50% bias, megakariosit)

o Tanda & gejala berkaitan dengan hipermetabolik; kelelahan, penurunan berat badan, diaforesis meningkat dan tidak tahan panas.
o Lien membesar pada 90% kasus  mengakibatkan perasaan penuh pada abdomen & mudah merasa kenyang.
o Bila pada pasien terdapat anemia, akan mengalami takikardi, pucat, nafas pendek.
o Memar dapat terjadi akibat fungsi trombosit yang abnormal.

o Tx dengan kemotrapi intermitten, menggunakan hidroksiurea dan alfa-interferon. Yang dapat mengurangi jumlah sel + kromosom Philadelphia, dan dianjurkan sebagai terapi garis pertama pada fase kronik.
o Transplantasi sel induk alogenik (sel induk darah tepi dari orang lain) dilakukan pada saat pasien berada pada fase kronik stabil LMK.

o Tx dengan busulphan (myleran), hidroksiurea, atau IFN-gamma, saat fase kronik. Transplantasi sumsum tulang. Sekarang yg umum  allogenic pripheral blood stem cell transplantation, satu-satunya yg dpt memberikan penyembuhan total.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar